BATAMSTRAITS.COM, Jakarta – Calon presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo menanggapi rencana calon presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto mengimpor 1,5 juta ekor sapi perah untuk merealisasikan program susu gratis bagi anak sekolah. Menurut dia, banyak orang yang mampu kalau sekadar impor sapi.
Mantan Gubernur Jawa Tengah itu menilai kemandirian ekonomi lebih penting dari impor sapi. Dia mengatakan penting untuk mengembangkan peternakan sehingga masyarakat bisa memproduksi susu sendiri.
“Kalau impor kan, banyak orang yang mampu,” ujar Ganjar saat ditemui di kawasan Cakung, Jakarta Timur, Sabtu, 6 Januari 2024.
Menurut Ganjar, praktik impor semacam ini yang menyebabkan Indonesia mengalami ketergantungan pangan dengan negara lain. Dia mengatakan politik pangan harus diurus secara serius. “Enggak bisa setengah-setengah,” ucapnya.
Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional atau TKN Prabowo-Gibran, Erwin Aksa, menjelaskan ada berbagai macam jenis sapi perah untuk merealisasikan program susu gratis. “Untuk sapi perah perlu jenis khusus,” ucap Erwin lewat pesan tertulis kepada Tempo, Jumat, 5 Januari 2024.
Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat produksi susu dari perusahaan sapi perah adalah 129,89 juta liter pada 2022. Sementara produksi susu segar nasional adalah 968,98 ribu ton pada tahun yang sama.
Lebih lanjut, Erwin mengungkapkan skema pemeliharaan sapi perah impor tersebut. “KPBU (kerja sama pemerintah dan badan usaha) akan diperbanyak,” tuturnya.
Selain itu, pengelolaan sapi perah impor akan melibatkan usaha kecil dan menengah alias UKM. Erwin lalu tak menjawab secara gamblang soal berapa banyak kebutuhan anggaran untuk mengimpor sapi. “Anggaran (diperoleh) dengan intensifikasi dan ekstensifikasi pajak,” tutur Erwin Aksa.
Sebelumnya, Prabowo Subianto mengatakan hanya jenis susu terbaik dari para peternak yang akan dibagikan kepada anak-anak. Bukan dari susu-susu kemasan yang banyak gula dan berpengawet.
Prabowo mengakui, kemampuan peternak dalam negeri sulit untuk merealisasikan program tersebut. Tapi, kesulitan itu bisa diatasi dengan impor sapi.
“Kalau kita punya kehendak, ya sudah 1, 2, 3, 4 tahun kita beli sapi-nya (dari luar negeri), kita kembangkan di Indonesia,” tutur Prabowo dalam pertemuan di kantor Dewan Pers, Jakarta pada Kamis, 4 Januari 2024.
Ia menjelaskan, dari hitung-hitungan kasar, kemungkinan Indonesia membutuhkan minimal 2,5 juta ekor sapi perah. “Jadi kita mungkin harus impor satu juta atau 1,5 juta sapi dalam 3 tahun,” ujar Prabowo.
Menurut Prabowo, sapi perah impor tersebut akan beranak sehingga bisa menjadi 3 juta ekor. “Kira-kira begitu strategi kita. Ini tidak instan, tapi (bisa terwujud jika ada) will-nya, ada kehendak,” tegasnya.
sumber: TEMPO.CO