BATAMSTRAITS.COM – Sebanyak 73 Kepala Keluarga (KK) yang terdampak oleh pengembangan Kawasan Rempang dengan sukarela menempati hunian sementara. Dalam perkembangan terbaru, dua KK asal Desa Sembulang Tanjung juga telah bergeser ke hunian tersebut pada Jumat, 3 November 2023. Tindakan ini merupakan bukti nyata dukungan dari warga terhadap rencana investasi pengembangan Kawasan Rempang.
“Kami dengan senang hati bergeser ke hunian sementara karena mendukung penuh program pemerintah. Harapan kami, ekonomi lebih baik dari yang sebelumnya,” kata Suharti salah satu warga dari Desa Sembulang Tanjung.
Pendapat serupa juga diungkapkan oleh warga lainnya, Jerry, yang berharap bahwa dengan terealisasinya program strategis nasional Rempang Eco-City, ekonomi masyarakat Rempang akan mengalami perkembangan signifikan. Program ini diharapkan dapat memberikan peluang kerja kepada ratusan ribu warga setempat. Jerry menekankan bahwa tidak ada paksaan dalam proses perpindahan mereka, tetapi harapannya adalah masyarakat dapat lebih makmur di masa depan.
Kepala BP Batam, Muhammad Rudi, dalam pernyataannya, mengungkapkan komitmennya untuk menyelesaikan rencana investasi di Kawasan Rempang. Menurutnya, pendekatan persuasif terhadap warga adalah kunci penting dalam mewujudkan kawasan ini ke depannya. “Pemerintah pusat melalui BP Batam akan terus memperhatikan hak-hak masyarakat dalam realisasi pembangunan Rempang dan berkomitmen untuk membangun komunikasi dua arah dengan warga,” kata Rudi.
Sebagai mesin ekonomi baru di Indonesia, sambung Rudi, pemerintah pusat melalui BP Batam memiliki rencana untuk memproyeksikan Rempang sebagai kawasan yang terintegrasi, mencakup industri, perdagangan, residensial, hingga sektor wisata. Hal ini bertujuan untuk mendorong peningkatan daya saing terhadap negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia.
“Kami diberikan tugas agar realisasi investasi bisa terselesaikan. Momentum pembangunan dan investasi ini akan membawa masyarakat lebih sejahtera dan lebih maju ke depannya,” ucapnya.***