BATAMSTRAITS.COM, Jakarta — Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) mengaku telah menerima laporan dari Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) terkait dugaan kenaikan transaksi janggal peserta Pemilu 2024.
Anggota Bawaslu Lolly Suhenty mengatakan saat ini pihaknya tengah mendalami laporan tersebut. Pasalnya, kata dia, data yang diberikan PPATK merupakan data mentah yang perlu diolah sebelum disampaikan kepada publik.
“Itu surat dari PPATK sudah disampaikan ke Bawaslu. Saat ini Bawaslu sedang mendalami informasi itu,” ujarnya kepada wartawan usai menghadiri acara Haul Gus Dur ke-14 di Ciganjur, Jakarta Selatan, Sabtu (16/12).
Lolly enggan berbicara lebih jauh soal detail laporan itu. Ia menyebut pendalaman juga sedang dilakukan secara hati-hati lantaran menyangkut isu sensitif.
Kendati demikian, ia berjanji Bawaslu akan menyampaikan hasil pendalaman pada pekan depan.
“Kami akan menyampaikannya di pekan depan kepada teman-teman, hasil pendalamannya Bawaslu. Jadi sabar, karena ini informasi yang sangat sensitif dan Bawaslu harus berhati-hati dalam melakukan proses pendalaman,” pungkasnya.
Sebelumnya Kepala PPATK Ivan Yustiavandana mengungkap adanya kenaikan transaksi mencurigakan terkait kampanye peserta Pemilu 2024 hingga 100 persen.
PPATK mengatakan telah mengikuti kenaikan transaksi terkait Pemilu ini sejak Januari. Kenaikan transaksi mencurigakan ini tidak hanya terjadi di partai politik, melainkan juga di perseorangan.
Lebih lanjut PPATK menjelaskan sudah mengirim surat kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) mengenai kenaikan transaksi mencurigakan ini.
“Semua sudah diinformasikan ke KPU dan Bawaslu. Data sudah ada di mereka,” ujar Ivan.
sumber: CNNIndonesia.com