batamstraits.com – Penelitian terbaru mengungkap fakta mengejutkan bahwa Bulan, yang telah menjadi objek penelitian selama bertahun-tahun, ternyata lebih tua dari perkiraan sebelumnya. Hasil studi yang meneliti sampel batuan dari Bulan membawa kita pada pemahaman baru tentang usianya.
Sejak misi Apollo 11 pada Juli 1969, ketika astronaut NASA Neil Armstrong dan Edwin ‘Buzz’ Aldrin membawa pulang 21,6 kilogram batu dan debu Bulan, para peneliti telah mencoba memahami usia Bulan. Sampel tersebut telah dikenal berasal dari sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu, memberikan indikasi bahwa Bulan terbentuk sekitar 150 juta tahun setelah pembentukan tata surya.
Namun, dalam studi terbaru yang diterbitkan oleh European Association of Geochemistry, para peneliti memeriksa usia formasi kristal zirkon dari sampel permukaan Bulan. Melalui analisis teliti, mereka menyimpulkan bahwa usia rata-rata tertimbang zirkon tersebut adalah 4460 ± 31 juta tahun, yang merupakan bukti tertua yang ditemukan hingga saat ini untuk kristalisasi zirkon Bulan.
Hasil penelitian ini mengguncangkan pemahaman sebelumnya, menunjukkan bahwa Bulan sebenarnya muncul 110 juta tahun setelah terbentuknya tata surya, pada sekitar 4,6 miliar tahun yang lalu. Penelitian ini didasari oleh teknik analisis massa spektometri untuk mengidentifikasi kandungan molekul dalam batuan, serta penggunaan tomografi atom untuk mendeteksi jumlah radioaktif pada sampel dan menentukan usia kristal di dalam batuan.
NASA teorikan bahwa tabrakan besar antara Bumi dan batuan seukuran Mars terjadi beberapa miliar tahun yang lalu, membentuk Bulan seperti yang kita kenal hari ini. Penemuan ini memunculkan kebutuhan untuk memahami waktu pasti peristiwa tersebut terjadi.
Meskipun NASA telah meluncurkan berbagai pesawat robotik untuk mengeksplorasi Bulan, misi terdekat yang akan membawa jawaban baru diproyeksikan untuk setidaknya awal tahun 2025. Publik akan harus menantikan lebih lama untuk mendapatkan wawasan baru tentang misteri usia Bulan ini.
sumber : cnnindonesia
