Tuesday, November 25, 2025
HomeBintanBI Kepri Gelar FGD dan Capacity Building 2025, Tingkatkan Profesionalisme Jurnalis

BI Kepri Gelar FGD dan Capacity Building 2025, Tingkatkan Profesionalisme Jurnalis

BATAMSTRAITS.COM, BATAM – Meningkatkan kompetensi dan profesionalisme jurnalis, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) menggelar Focus Group Discussion (FGD) dan Capacity Building Media Tahun 2025 di Bintan, Provinsi Kepri. Acara secara resmi dibuka oleh Asisten Direktur/Kepala Tim Adik Aprinaldi.

Dalam kata sambutannya, ia menuturkan dalam kegiatan ini akan menjadi dua tim. Pertama Tim Uji Kompetensi Wartawan (UKW) dan kedua tim Pelatihan Soft Skill. Melibatkan Lembaga Pendidikan Antara.

Acara di gelar selama dua hari, Selasa (25/11/2025) hingga Rabu (26/11/2025). Para peserta berasal dari berbagai kalangan, mulai dari jurnalis media cetak, online, televisi dan radio.

“Semakin menguatkan Bank Indonesia dan rekan-rekam media. Satu jalur dan satu informasi kedepannya,” ujar Adik, Selasa (25/11/2025).

Adik juga memaparkan secara umum perihal inflasi. Menurutnya pentingnya pemahaman masyarakat terhadap inflasi sebagai salah satu indikator utama kondisi perekonomian nasional.

Ia menjelaskan konsep dasar inflasi, contoh pergerakan harga kebutuhan pokok, hingga dampak langsung inflasi terhadap daya beli uang.

BACA JUGA:   Taba Iskandar Bantah Blokir Jalan dengan Tumpukan Sampah

“Inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus-menerus dalam jangka waktu tertentu. Penjelasan ini sekaligus membedakan inflasi dengan deflasi, yaitu penurunan harga secara umum dalam periode yang berkelanjutan. Inflasi pada umumnya disajikan dalam bentuk persentase berdasarkan pengukuran tahunan,” katanya.

Ia mencontohkan yang digunakan untuk memahami inflasi adalah harga satu mangkok bakso dari tahun ke tahun. Pada 2021 seharga Rp20.000, tahun 2022 seharga Rp24.000 dan tahun 2023 seharga Rp25.000

Kenaikan harga yang terus berlanjut tersebut menggambarkan inflasi yang terjadi secara nyata di tengah masyarakat. Meski kenaikannya tampak kecil setiap tahun, akumulasi inflasi dalam jangka panjang dapat berdampak signifikan terhadap biaya hidup.

Selain bakso, ia juga menampilkan contoh konkret dari sisi daya beli masyarakat, khususnya untuk komoditas telur. Pada tahun 2023, dengan jumlah uang tertentu, masyarakat masih mampu membeli 10 butir telur.

Namun, pada tahun 2024 dengan uang yang sama, jumlah telur yang bisa dibeli menurun menjadi hanya 8 butir. Slide tersebut menunjukkan ilustrasi perhitungan inflasi: Inflasi = (2.000 – 1.000) ÷ 1.000 × 100% = 100%

BACA JUGA:   Warga Rempang Dukung Upaya BP Batam Wujudkan Hunian Baru

Kenaikan harga yang tinggi ini mencerminkan inflasi signifikan pada komoditas kebutuhan pokok, yang langsung terasa oleh masyarakat.

BI juga memberikan gambaran bagaimana inflasi menggerus nilai uang. Dalam ilustrasi tersebut tercantum bahwa Rp10.000 pada tahun 2020 mampu membeli berbagai macam kebutuhan kecil, seperti makanan dan minuman ringan.

Namun pada tahun 2025, nilai riil dari Rp10.000 tersebut jauh berkurang. Jumlah barang yang bisa dibeli dengan nominal yang sama menjadi lebih sedikit dibandingkan lima tahun sebelumnya.

“Jika uang diibaratkan superhero, inflasi membuat kemampuan superhero menurun. Uang kehilangan kekuatan.”

Analogi ini menggambarkan bagaimana inflasi yang terus meningkat dapat melemahkan daya beli masyarakat. Harga barang yang semakin mahal, sementara pendapatan tidak naik secara seimbang, membuat masyarakat harus mengubah pola konsumsi dan alokasi keuangan.

Ia menambahkan pemahaman terhadap inflasi penting agar masyarakat bisa merencanakan keuangan dengan lebih baik, termasuk dalam menabung, berinvestasi, dan mengatur pengeluaran harian. (uly)

spot_img
BERITA TERKAIT
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

BERITA POPULER