BATAMSTRAITS.COM, BATAM – Harapan warga Batam untuk mendapatkan pasokan air bersih 24 jam semakin dekat. BP Batam menargetkan pada 2026 tidak ada lagi wilayah yang masuk kategori stress area atau krisis air bersih.
Saat ini, jumlah wilayah stress area sudah berkurang dari 24 menjadi 18 titik. Penurunan tersebut terjadi berkat beroperasinya Instalasi Pengolahan Air (IPA) Duriangkang dan IPA Tembesi yang memperkuat suplai distribusi.
Deputi Bidang Pelayanan Umum BP Batam, Ariastuty Sirait, mengatakan pembangunan proyek baru terus dikebut. Salah satunya IPA Sei Ladi yang diproyeksikan rampung Juni 2026. Proyek senilai Rp26 miliar ini digadang sebagai solusi permanen untuk menambah kapasitas pasokan.
“IPA Sei Ladi ini akan memperkuat sistem distribusi dan diharapkan mengurangi ketergantungan pada suplai darurat,” ujar Tuty, Rabu (20/8/2025)
Selain itu, pembangunan valve di Kampung Ponjen juga dilakukan untuk mengoptimalkan jaringan distribusi ke wilayah padat penduduk.
Sambil menunggu proyek besar tersebut selesai, BP Batam menyiapkan langkah darurat berupa penyediaan tandon air sementara di permukiman serta pengiriman truk tangki ke kawasan yang masih kesulitan air.
“Walaupun belum 24 jam penuh, akses warga terhadap air bersih tetap kami upayakan dengan distribusi tandon dan truk tangki,” katanya.
Dengan berbagai langkah itu, BP Batam optimistis target bebas krisis air bersih bisa tercapai pada 2026.
“Kami berkomitmen agar semua masyarakat Batam mendapatkan akses air bersih yang layak dan merata,” kata Tuty. (uly)