BATAMSTRAITS.COM, BATAM – Inflasi di wilayah Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) pada Juli 2025 tercatat relatif terkendali. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang dirilis Bank Indonesia, inflasi bulanan (month to month/mtm) untuk wilayah Kepri sebesar 0,19 persen, dengan inflasi tahun kalender (year to date/ytd) 0,88 persen, dan inflasi tahunan (year on year/yoy) 1,97 persen.
Jika dilihat per kota, Batam mencatat inflasi bulanan 0,15 persen, Tanjungpinang 0,19 persen. Sementara Kabupaten Karimun justru mengalami deflasi 0,46 persen.
Secara tahunan, inflasi Batam berada di angka 2,30 persen, Tanjungpinang 0,91 persen, dan Karimun minus 0,40 persen. Kondisi ini menunjukkan bahwa tekanan harga di Kepri relatif lebih rendah dibandingkan sejumlah provinsi lain di Sumatera.
Beberapa daerah di Sumatera bahkan mencatat inflasi tahunan di atas 2,5 persen, seperti Aceh (3,00%), Sumatera Utara (2,86%), dan Sumatera Selatan (2,88%).
Tak hanya itu, BPS juga mencatat inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) Provinsi Kepulauan Riau pada Juli 2025 sebesar 0,19 persen (mtm). Angka ini menunjukkan inflasi Kepri lebih rendah dibandingkan inflasi nasional yang tercatat 0,30 persen (mtm), 1,69 persen (ytd), dan 2,37 persen (yoy).
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepri, Rony Widijarto mengatakan pihaknya menargetkan inflasi nasional 2025 berada pada kisaran 2,5 ± 1 persen, sehingga capaian Kepri pada Juli ini masih dalam batas sasaran.
Pengendalian inflasi ini mencerminkan terjaganya stabilitas harga di Kepri, yang dipengaruhi koordinasi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) bersama berbagai pihak untuk menjaga pasokan, distribusi, dan kestabilan harga barang kebutuhan pokok.
“BI bersama pemerintah daerah di Kepri terus berupaya menjaga stabilitas harga, salah satunya melalui penguatan koordinasi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) untuk memastikan pasokan bahan pokok terjaga, khususnya menjelang momen hari besar keagamaan dan libur panjang,” ujar Rony, Senin (4/8/2025). (uly)






