BATAMSTRAITS.COM, BATAM – Pertamina memastikan sistem pengisian bahan bakar minyak (BBM) di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) berjalan sesuai standar akurasi yang ketat. Sehingga masyarakat tidak perlu khawatir soal jumlah BBM yang diterima.
Sales Area Manager Pertamina Patra Niaga Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), Bagus Handoko mengatakan flow meter di SPBU didesain menggunakan dua metode. Yaitu berdasarkan nominal rupiah maupun volume liter dan keduanya sama-sama akurat.
“Mau isi 10 liter atau Rp10 ribu, itu hanya perbedaan konversi angka. Akurasinya tetap sama,” kata Bagus, Kamis (28/8/2025).
Diakuinya kecepatan pengisian (speed 1, speed 2) juga tidak memengaruhi hasil takaran karena nozzle yang digunakan kini sudah lebih canggih.
“Kecepatan memang berdampak pada aspek teknis flow, tetapi akurasi tidak akan berubah,” katanya.
Setiap alat ukur memiliki batas toleransi yang diatur oleh kemetrologi, yaitu ±100 ml per 20 liter. Namun, Pertamina Batam menetapkan standar internal yang lebih ketat.
“Kami mempersempit toleransi menjadi hanya ±60 ml per 20 liter agar pelayanan lebih baik,” ujarnya.
Untuk menjaga konsistensi akurasi, setiap SPBU diwajibkan melakukan tera (kalibrasi) setiap pagi sebelum mulai beroperasi.
“Kalibrasi harian ini penting agar tidak ada pihak yang dirugikan, baik konsumen maupun SPBU,” tambah Bagus.
Jika ada kelebihan ukur, SPBU yang merugi, sementara jika kurang maka konsumen yang dirugikan. Karena itu, pengecekan rutin wajib dilakukan agar hasil tetap berada dalam batas toleransi.
Dengan sistem ini, Pertamina menegaskan bahwa masyarakat tidak perlu mengisi “dilebihkan” saat membeli BBM. Pengukuran di SPBU sudah sesuai dengan standar yang berlaku. (uly)
 berjalan sesuai standar akurasi yang ketat.){kind=link}