BATAMSTRAITS.COM – Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) terus menjalin sinergi dengan Perusahaan Listrik Negara (PLN) dalam mewujudkan Program Kepri Terang. Tujuan utama dari program ini adalah memberikan pelayanan listrik yang merata dan berkualitas kepada seluruh masyarakat di daerah kepulauan.
Salah satu progres signifikan dari Program Kepri Terang adalah dimulainya pembangunan Saluran Kabel Laut Tegangan Menengah (SKLTM) bertegangan 20 kiloVolt (kV) yang menghubungkan Pulau Batam dengan Pulau Buluh. Proyek ini diharapkan dapat meningkatkan ketersediaan listrik di Pulau Buluh yang sebelumnya hanya mendapatkan pasokan selama 14 jam per hari dari Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD).
SKLTM ini akan dibentangkan di dasar laut dengan pemberat sepanjang 1,16 kilometer sirkuit (kms), dan pengerjaannya ditargetkan selesai pada akhir tahun 2023. Gubernur Kepulauan Riau, Ansar Ahmad, menyampaikan bahwa meskipun kondisi geografis di Kepri didominasi oleh perairan, pemerintah dan PLN bersama-sama berkomitmen untuk menghadirkan listrik yang andal dan efisien ke seluruh masyarakat, termasuk di wilayah pesisir.
“Pembangunan infrastruktur kelistrikan memiliki tantangan tersendiri di Kepri. Namun dengan Program Kepri Terang, kita berupaya keras bersama PLN agar listrik dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat, termasuk wilayah pesisir,” ucap Gubernur Ansar pada konferensi pers, Minggu, 26 November 2023.
Gubernur Ansar juga menegaskan bahwa pembangunan SKLTM ini menjadi bukti nyata keseriusan pemerintah dalam menangani kebutuhan listrik di daerah pesisir, sejalan dengan upaya pemerataan program Kepri Terang. Ia menyampaikan apresiasinya kepada PLN dan seluruh stakeholder yang berkontribusi dalam proyek tersebut.
Program Kepri Terang telah dimulai sejak tahun 2021, berhasil menyalurkan listrik ke sejumlah desa dan pulau yang sebelumnya belum teraliri listrik di seluruh Kepri. Selain itu, program ini juga memberikan bantuan penyambungan listrik gratis bagi keluarga kurang mampu di berbagai daerah di Kepri, seperti Karimun, Bintan, Batam, Lingga, dan Natuna.
Menurut General Manager PLN Unit Induk Distribusi Riau & Kepulauan Riau (UIDRKR), Agung Murdifi, pembangunan SKLTM ini merupakan bagian dari program dedieselisasi atau penonaktifan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD). Hal ini dilakukan untuk menekan emisi gas rumah kaca (GRK) demi mencapai target net zero emissions pada tahun 2060.
“PLN memiliki roadmap untuk mengembangkan sistem kelistrikan di Kepulauan Riau. Pembangunan SKLTM bertegangan 20 kV di Pulau Buluh ini merupakan bagian dari rencana kerja tersebut,” kata Agung.
Dengan upaya bersama antara Pemerintah Provinsi Kepri dan PLN, diharapkan program ini dapat memberikan manfaat signifikan bagi masyarakat Pulau Buluh, yang akan segera menikmati listrik 24 jam yang berkualitas setelah pembangunan infrastruktur ini selesai.(**)